#3

_@_

Lebaran tinggal menghitung hari, nenek tua yang hidup seorang diri, sangat merindukan kehadiran anak cucu yang sudah lama tak pulang. Covid pandemi membuat jarak yang jauh semakin membalut rasa rindu yang digapai lewat mimpi. Walau nenek bisa mendengar suara anaknya yang tinggal jauh di negeri orang dan kadang bisa lihat vidio callan tapi rasa rindu tak terpuaskan jika belum bisa memeluk tubuh anak tersayang.

Ini adalah tahun ketiga, anaknya tak pulang kerumah, jarak membatasi pertemuan yang diharapkan orang tua bisa bertemu setiap saat. Setelah masa pensium ia lewati, ingin rasanya ia selalu berkumpul dengan anak, menantu dan cucunya. Tapi apa daya pekerjaan yang dimiliki anak menjauhkannya dari orang tua. Kemaren sang nenek bercerita lewat wa ia tuliskan pesan ini padaku. Terenyuh hati membacanya. Teringat dengan kakakku tercinta yang sudah 3 tahun tak berkumpul dengan aku adik sematang wayangnya serta mama papa dirumah.

Inilah pesan cinta yang ia sampaikan lewat tulisan :

“Anakku, tahukah kamu jika nanti kalian sudah besar maka, hubungan persaudaraan yang sebenarnya adalah ketika saudaramu sudah sama-sama berumah tangga. Akankah hubungan itu masih sama ketika masa kecil dahulu, ketika bertengkar kemudian bermain bersama lagi Ketika ada yg mengganggumu, kemudian kau panggil kakakmu, lalu dengan badannya yang lebih besar dia membelamu Karena kau adalah adiknya atau ketika kau membela adikmu yg memang bersalah, demi sebuah kata Karena dia adikku.

Ketika makanan yang dihidangkan ibumu, dibagi bersama saudaramu. Satu makan tempe, maka semua tempe tak ada yg dipilih kasih, satu makan telur maka dibagilah telurnya jika hanya satu butir atau ketika bapakmu pergi kondangan dan membawa satu tempat makanan, pasti berebut makanan kesukaan, tapi ujung-ujungnya makan bersama dalam satu wadah. Ah.....betapa akan sangat dirindukan hal-hal seperti itu.Akankah moment kebersamaan itu masih ada ketika kalian sudah berumah tangga??

Ketika satu menjadi kaya yang lain hanya biasa saja dan ketika satu menjadi orang terhormat, sementara yang lain hanya jadi rakyat biasa, atau ketika yang satu telah menjadi sangatlah alim, tapi yang lain masih mencari jati diri, belum dibukakan hidayah. Maka selayaknya saudara tetaplah saudara dilahirkan dari ibu dan bapak yg sama maka darah saudaramu juga sama denganmu sudah sepatutnya saling mengingatkan saling membantu saling bergandengan tangan, karena sesungguhnya saudaramu jauh di lubuk hatinya akan juga mendoakan mu.

Ketika kau menjadi kaya saudaramu tidak akan meminta hartamu tapi dengan bangga dia akan berkata pada semua orang "lihatlah...saudaraku sudah jadi orang kaya". Yang jadi ujian adalah ketika saudaramu terpuruk....akankah kalian meninggalkan atau melambaikan tanganmu untuk merengkuhnya?? Coba tanya hatimu sendiri, Karena saudara bukan hanya perkara harta, bukan pula masalah yang bermartabat atau tidak, bukan pula masalah siapa yg dekat pada Sang Pencipta atau tidak tapi ini masalah hati.

Ingatlah....belum tentu saudaramu yg terpuruk akan selamanya terpuruk, tak pasti juga dia yang sekarang jadi orang brutal esok juga akan tetap sama.Dan belum tentu yang sekarang kaya akan selamanya kaya...yang sekarang alim akan tetap alim, karena hanya Tuhanlah yg tahu.Jagalah saudaramu selagi ada dalam keadaan apapun. Karena kelak dia juga akan menjagamu walau pun hanya lewat doa”.

Tak terasa air mata ini mengalir membasahi pipiku saat membaca tulisan nenek yang dikirim padaku, apa yang ia tuliskan memang benar adanya, begitulah kebersamaan bersama saudara masa kecil dulu, Kenangan manis itu semua tinggal ada memori indah setelah dewasa dan berumah tangga, rasa ikatan cinta dan kasih sayang yang terbina akan tetap menjembatani hati dan ikatan kasih sayang diantara kita.

~@~

Bandar Tinggi, 05 Mei 2021

TM_368

We love my family, miss you so much my sister